Harus Pergi

By Sekar Setyaningrum - Februari 28, 2015

Aku kira takdir benar-benar telah membawanya kembali. Ternyata aku salah. Dia menjadikan aku pilihan terakhir  saat dia tak tahu kemana lagi harus kembali. Saat desakan dari
orang tuanya kian terasa.

Pencarianya tiga tahun terakhir tak
juga mampu menghapus sosok gadis yang pernah dicintainya. Dan aku harus tahu ketika pesta penikahan sudah didepan mata.

Dia mencintaimu. Apa yang sedang
kamu lakukan?

Apa yang sedang aku lakukan? Aku
pergi. Aku takan lagi kembali. Bagiku
cinta tak hanya so'al bagaimana aku
dan dia bisa bersama. Cinta adalah
dimensi 'saling'. Jika hanya aku,
bukankah kita tak 'saling'?

Terlalu egois untuk kami jika
memaksa. Tak peduli gaun pengantin
yang sudah terjahit rapi. Undangan yang telah tercetak sempurna, juga
pelaminan yang jauh hari telah kita pesan.

Aku hanya tak ingin kembali lagi.
Cintanya tertinggal jauh dibelakang
sana.

Apakah ini yang mereka sebut karma, Dira? Kau pergi sesaat setelah kau ucap ampunmu untuk lukamu dulu.

Bukan. Ini bukan karma. Aku tak
pernah menganggapnya demikian. Aku tiba-tiba tersadar dan segalanya berubah.

Aku memang pengecut. Aku menyerah bahkan jauh sebelum aku mencoba.

Aku tak sanggup jika pada akhirnya aku akan kembali terluka. Karna orang yang sama.

So'al pesta itu, sudahlah tak apa. Belum terlambat, ikrar suci pun belum terucap.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar