Aku Rindu, Teramat rindu

By Sekar Setyaningrum - Februari 06, 2015

Aku tak ingin berbasa-basi. Aku juga tidak sedang menebarkan kalimat gombal untuk seseorang yang kusebut lelakiku.
Ini beberapa baris kalimat untukmu :

Aku tak tahu kalimat seperti apa lagi yang bisa mewakili sebagian dari hatiku. Aku rindu. Teramat rindu.
Aku terdiam di sudut malam. Mengingatmu: tawamu, Senyumu, juga setiap bagian dari dirimu.
Bayangmu teramat lekat dalam ingatanku. Berharap kau disini, bersama kita memandang galaxy bima sakti, menghitung rintik hujan dengan jemari saling berpagutan.
Kadang aku cemburu. Cemburu pada mereka yang bisa setiap saat menikmati senyumu. Merasakan kehadiranmu.
Aku dengan hening malam mengenangmu. Berharap suatu saat nanti aku wanita pertama yang kau temui sesaat setelah kau membuka matamu. Wanita yang dengan lembut kau kecup keningnya. Ah mimpi macam apa itu sebenarnya? Aku bahkan tak yakin masih berhak atas mimpi-mimpi seperti itu.
Aku memandangmu dari kejauhan. Tak mampu memelukmu bahkan ketika kau kedinginan.
Taukah kamu?? Wajahmu hadir bahkan dalam mimpi-mimpiku. Kau siksa aku dengan rindu.
Aku yakin kau pun tak pernah tahu. Dalam sendiriku, air mata sering menghambur keluar dari ujung rinduku.
Hal bodoh apa lagi? Aku menangis kala aku rindu. Apakah kau melihat itu?
Mata sembab di sebuah pagi. Sekotak tisu. Itu sudah menjadi hal biasa bagiku saat rindu tak tertahan lagi. Hanya itu yang bisa kulakukan selain mengirimkan kalimat-kalimat rindu untukmu.
Kata temanku aku hampir gila. Saat tiba-tiba aku tersenyum atau bahkan menangis saat mengenangmu. Dia bilang aku benar-benar telah jatuh cinta padamu. Itu benar. Aku tak sedang bercanda saat aku mengatakan aku mencintaimu. Aku benar-benar mencintaimu.
Aku berharap kau hadir dalam mimpiku malam ini. Menghapus rindu yang membuatku tergugu.
Kekasihku, aku menunggumu. Menanti kalimat-kalimat indah yang kelak akan kau ucapkan untuk wanitamu.
Aku menantimu.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar