(A)ku bertanya padamu kapan?
Kapan kita akan bisa kembali menikmati makan malam bersama?
Kapan kita bisa duduk berdua? Saling menggenggam, saling bertatapan, saling menguatkan.
Kapan aku bisa kembali menikmati senyumu? Mendengar tawamu? Atau setidaknya melihat wajahmu.
Bukan, bukan lewat foto-foto yang setiap hari kau kirimkan kepadaku. Bukan juga lewat kalimat-kalimat rindu yang kau ucapkan padaku. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Rebah di bahumu.

Aku merindukanmu. Lagi-lagi kata rindu kembali ku suarakan untukmu.

Aku merindukan caramu menatapku. Aku merindukan hangat genggaman tanganmu. Aku merindukan kita.
Kau tak pandai berkata-kata. Namun kau selalu bisa membuat suasana hatiku menjadi berbeda. Selalu ada yang bisa di kenang ketika kita bersama.

Kau tak ingin memeluku malam ini? Tentu kau ingin. Namun kau jauh. Meski sering aku berharap waktu akan memberiku kesempatan untuk sekedar menuntaskan rindu.
Kau tahu? Gemintang begitu terang, semilir angin menerbangkan bayangmu di pelupuk mata. Kerinduanku semakin nyata.
Apa kau baik-baik saja disana?
Apa kau melupakan jadwal makanmu?
Apa kau juga menangis saat merindukanku?
Apa kau juga sedang memikirkanku?
Ah terlalu banyak pertanyaan yang ingin ku utarakan padamu. Meski hanya diam yang bisa ku lakukan ketika kita berjumpa.

Aku ingin menemanimu menghabiskan soremu dengan secangkir kopi. Bersama mengukir cerita. Bercanda.

Aku tak tau apa yang sebenarnya sedang ku tulis. Apa yang sebenarnya tiba-tiba muncul dalam benaku. Padahal ini hanya rindu.
Baik-baik sayang. Segera kembali. Aku masih menanti. Masih ku selipkan namamu dalam setiap do'a. Semoga kau selalu baik-baik saja dan semoga kita bisa segera berjumpa. Segera.