Aku takan berhenti, Ayah

By Sekar Setyaningrum - Februari 17, 2015

Seorang laki-laki menarik lengan Anisa. Menyeretnya dengan paksa.
"Apa yang sedang kau lakukan?."
"Mengulanginya dari awal." Suara Nisa terdengar sangat parau.
"Apa yang kau dapat dari seorang penulis? Berapa royalti yang bisa kau terima?." Lelaki itu meninggikan intonasi suaranya.
"Mimpi bukan so'al seberapa besar yang bisa kita terima."
"Lalu untuk apa kau masuk perguruan tinggi. Anak lulusan Sekolah Dasar pun banyak yang pandai menulis."
"Ini so'al mimpi, Ayah."
Dan. Brak.
Laptop yang selama ini menjadi teman setia bagi Anisa hancur sudah. Lelaki berkumis tebal itu tak memberi Anisa sedikitpun kesempatan untuk memulai. Dia mencoba mengahirinya.
"Aku takan berhenti. Ayah."

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program Simulasi Kompetisi Menulis...
#FF2in1 Nidji-Diatas awan

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar