Dia sahabatku, Mama

By Sekar Setyaningrum - Februari 19, 2015

"Dengan siapa kau berbicara?"

"Itu Rania, Mama." Tina memalingkan pandanganya ke arah kiri. Namun Rania tak lagi bersamanya. Tina tak menemukan Rania di sudut manapun termasuk sudut gelap samping almari pakaian. Tempat yang paling disukai Rania.

"Apakah Mama bersikap tak ramah lagi kepadanya?" Tina melipat tanganya. Bibirnya membentuk bulatan lancip. Mamanya tersenyum.

"Kau harus mengenalkanya pada Mama, Sayang. Dia pasti sahabat yang baik."

"Tentu Mama. Dia punya banyak cerita untuk Tina."

"Apakah dia teman sekelasmu, Sayang?"

Tina menggelengkan kepalanya dengan tegas. Rania bukan teman sekelasnya.
Rania akan menunggu Tina di persimpangan jalan menuju rumahnya saat Tina kembali dari sekolah. Rania tak pernah berbicara apapun pada Tina. Namun Tina mendengar apa yang tak di katakanya.

"Bolehkah Tina menemaninya besok, Mama?"

"Kemana?"

"Dia bilang dia ingin mencari Ibunya, Mama. Dia mengingat ibunya setiap kali melihat Mama."

"Ah. Dimana Ibunya?"

"Entahlah. Sejak kecelakaan itu dia tak pernah lagi bertemu dengan Ibu dan Ayahnya."

Mama Tina bergidik. Mama ingat. Rania adalah nama korban kecelakaan tabrak lari yang perbah di lakukan suaminya. Dua tahun yang lalu, saat perdebatanya dengan sang suami justru menimbulkan korban. Sesuatu terjadi, kebohongan besar harus mereka simpan hingga saat ini.

"Kau tak boleh menemuinya lagi!"

"Dia bilang dia akan membawaku bersamanya, Mama."

#EdisiMalamJum'at :D

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar