Stop Bertanya Kapan!

By Sekar Setyaningrum - Desember 17, 2015

Sepertinya banyak yang mengalami hal ini selain saya. Awalnya juga saya merasa risih setiap kali mendapat pertanyaan ini di acara keluarga, pernikahan teman, saudara atau bahkan saat kumpul bersama teman-teman sekantor. Terkadang hanya bergurau, mungkin juga sekedar menggoda. Namun apakah kalian tahu jika terkadang pertanyaan seperti itu menyentuh relung hati terdalam?

Kapan nikah? Kapan nyusul? Kapan naik pelaminan?

Kakak, Adek, Ibuk, Bapak, Teman-teman....

Kalian tahu? Kerinduan kami sama dalamnya.

Kami rindu sosok yang akan menatap kami dengan penuh kasih, sosok yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersama kami.

Kami juga rindu sosok yang akan menemani kami setiap hari, sosok yang akan menggelar sajadah satu shaff di depan kami, sosok yang hadir tak untuk pergi lagi, sosok yang akan kami buatkan kopi setiap pagi. Kami juga sangat merindukannya.

Namun, jika hingga kini kami masih sendiri, bukankah itu juga bagian dari rencanaNya? Lalu bagaimana mungkin kalian menambah risau hati kami?

Berilah kami restu dan do'a kalian. Do'akan kami agar segera bertemu dengannya. Dengan lelaki yang memang telah dipilihkanNya untuk kami. Dengan lelaki yang tak hanya mencintai kami karna kelebihan yang kami miliki, tapi juga dia yang tak bosan menegur kami di setiap kesilapan kami.

Do'akan kami, semoga kami istiqomah dalam penantian kami. Biarkan kami sibuk memperbaiki diri kami agar kiranya kami pantas untuk mujahid shaleh titipanNya.

Do'akan kami agar tiadalah keluh kesah yang keluar dari hati kami.

Kami percaya, di tempat entah di mana dia berada saat ini, dia juga sedang memantaskan diri. Mendekati Rabbnya, memperbaiki akhlak dan pribadinya juga mengumpulkan pundi demi pundi masa depan kami.

Karena kami hanya percaya, jika setiap apa yang terjadi adalah bagian dari skenario terbaikNya. Maka kami tak akan bergulana hati.

Jadi untuk saat ini, biarlah kami simpan kerinduan ini dalam hati. Biarlah kami tenggelamkan keinginan ini dalam sujud-sujud panjang di dua pertiga malam. Cukuplah sang maha cinta menjaga kami hingga kelak saatnya tiba.

Siapapun dia dan di manapun dia saat ini. Kami tahu, kami menyimpan rindu sama besarnya. Ya. Rindu untuk segera bertemu, rindu untuk segera menyempurnakan separuh dien kami.

Maka, berhentilah menanyakan hal itu kepada kami. Jika pun saatnya tiba, kami akan memberitahu kalian.

Siapapun jodoh kami nanti, kami sedang menanti. Entah itu seorang lelaki ataukah maut yang akan menjemput kami.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar