Hari itu kau perlihatkan padaku sebuah foto. Itukah gadismu? Cantik, kesan pertama saat kulihat senyuman meneduhkan terlukis di foto itu. Ia mengenakan gaun berwarna hitam sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Ah aku merasa sangat bodoh saat itu, aku sangat jauh berbeda dengan gambar yang kamu tunjukan padaku hari itu. Aku tersenyum, aku bilang padamu kau pantas mendapatkan gadis itu. Kali ini aku sungguh tak berdusta. Dia memang cantik dan kalian memang sangat serasi. Harusnya kau berbahagia, namun entah apa tatapan sendu itu tak juga jengah bergelayut dalam matamu. Mungkinkah ada yang kau ingin sampaikan padaku? Kau tahu? Aku menerka banyak hal sejak hari itu. Dari hal paling rasional hingga hal yang seharusnya tak pernah ku fikirkan. Ah seharusnya kau bahagia bukan?? Gadismu begitu anggun, dia terlihat sangat serasi bersanding denganmu. Sore itu kita berjalan diantara hujan, boleh ku sebut itu hujan pertama? Ya tentu, karna bau petrichor menyebar di seisi ruang penciumanku (bersama bau parfumu). Aku mencintainya, aku menyukainya dan (menyukaimu) . Sudahlah, cukup aku melukai diri sendiri dengan membuat angan tentangmu sore ini...