Ingin ku t(a)klukan jarak bersamamu...

By Sekar Setyaningrum - Desember 19, 2014

Aku mulai memberi garis tegas pada perasaanku. Sejak dia yang dengan sepenuh hati kucintai hanya menjadikanku sebagai tempatnya melarikan rindu.
Aku tak mengijinkan siapapun memasuki ruang kosong didasar sana. Luka telah mengubah segala cara pandangku terhadap cinta.
Tapi kehadiranmu kembali membuat hariku menjadi lebih biru. Perasaan yang setahun terakhir seolah mati, kau hidupkan lagi. Debaran yang tak asing kurasakan kembali.
Akhirnya kuulang cerita cintaku dalam lebam luka yang masih tersisa. Meski kini harus kusandarkan rinduku dalam satu ruang bernama jarak. Aku benamkan cemburu yang menderu jauh dalam segala pemikiran logisku.
Sepi, kadang rindu yang menggebu memaksaku menahan segala rasa sesaknya.
Kau tahu bagaimana rasanya saat kau hanya bisa melukis wajah kekasihmu dalam dingin udara malam, atau saat kau hanya bisa mendengar suaranya dalam heningnya senja. Aku melakukanya sekarang.
Aku mencoba menaklukan sesuatu yang saat ini kusebut sebagai jarak. Aku bahkan tak percaya aku melakukanya. Aku bentangkan rasa percayaku diatas segalanya. Meredam apapun yang berusaha mengusiknya.
Aku tak yakin kau mengingatku sesering aku memikirkanmu. Aku tak mengerti siapa kekasihku sebenarnya. Kau? Ataukah jarak yang membentang diantara kita?.
Ini berat. Bahkan ketika aku mencoba menghilangkan bayanganmu disela kesibukanku. Kau tetap ada. Menjejaliku dengan rindu yang kian menggebu.
Aku tak tahu kapan kau akan membuat jarak ini tak lagi ada. Atau bahkan kau tak pernah berniat membuat kita menjadi satu?? Aku berharap aku bukan sekedar tempatmu melarikan rindu. Aku ingin menjadi rumah bagimu. Tempatmu kembali tak untuk pergi lagi.
Disini kusandarkan harapan indah, jika kelak kau ingin melipat jarak bersamaku. Akan ku sambut kau dengan segala kurangmu. Namun jika kau hanya ingin bermain perasaan denganku, maka kupersilahkan kau hapus biru yang kau lukis dihatiku. Pergilah sebelum kau korek luka dalam hatiku. Pergilah sebelum rasa ini kian mematikan logikaku.
Semoga ruang yang terbentang dan waktu singkat pertemuan kita tak menjadikan penantianku sia-sia.
Disini aku menantimu leburkan mimpiku. Pulanglah jika kau mau. Kekasihku. Aku menunggumu.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar