­
­

Lalu perasaan apakah itu?

By Sekar Setyaningrum - September 20, 2013

Sang waktu masih saja enggan bicara mengapa sore itu menjadi begitu berwarna.
Aku masih mengingat setiap bagian dari percakapan pertama kita. Bukan, bukan percakapan pertama tapi obrolan berkesan pertama kita. Itulah pertama kali aku melihatmu tertawa begitu lepas. Akupun tertawa tapi taukah kamu jika aku tertawa bukan hanya karena aku mendengar ceritamu? Aku benar-benar bahagia melihatmu seperti itu. Ingin rasanya aku menyentuh wajah itu, mengingatnya lekat-lekat kemudian melukisnya didinding kamarku. Agar setiap waktu bisa kulihat wajah itu. Aku menulis ini ketika sang gerimis kesukaanmu menari lincah memercikan air ke bumi. "Gerimis itu menenangkan" katamu waktu itu. Sejak itulah aku juga menyukai gerimis. Berbeda denganmu yang mungkin hanya menyukai gerimis dari tenangnya namun aku suka berjalan diantaranya, bermain bahkan bercengkrama denganya. Lagu-lagu cinta yang mengalun lembut tak henti memaksaku untuk terus mengingatmu. Engkau telah menyita sebagian besar memoriku sejak awal perkenalan kita itu. Bahkan ketika kalimat demi kalimat ini ku mainkan dengan jemariku namamu begitu lantang menggema di sudut hatiku. Sebuah nama yang setahun terakhir telah menjadi bagian dari tawa dan tangisku. Kamu, iya kamu ! Tak ada yang istimewa darimu. Entah apa yang membuatku mengagumimu begitu besar, satu yang kutahu hanya perasaan itu yang kian menyesakanku. Suka kah? Jatuh cinta kah?? Aku tak pernah jatuh cinta secepat ini. Hanya perlu beberapa saat menatapmu kemudian aku Jatuh dibatas rasa yang seharusnya ku jaga. "maafkan aku" hanya kalimat itu bersenandung lirih dalam hatiku. Diam itulah bahasa cintaku untukmu, dan tulisan-tulisan inilah bukti nyata perasaanku. Aku tak bisa berbuat apapun saat itu. Membungkam rasa yang kian nyata adalah hal yang terus kucoba.
Aku tahu setiap orang punya cara untuk mencintai dan heninglah caraku mencintaimu.
Satu bulan berlalu namun tiada yang berubah diantara aku dan kamu. Masih sebatas ini, masih hanya sejauh ini hanya saja perasaanku kini kian menggebu. Tak ada yang salah dengan perasaanku bukan? Apapun itu.
Lalu kenapa seolah rasa ini seperti kian menghimpitku? Menyesakan, menyakitkan itulah yang ku rasakan. Andai kamu tahu betapa berat peran yang ku ambil pada saat itu. Hhh

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar