Itulah kali pertama aku benar-benar melupakanmu
Hanya saja kamu tak pernah mau mendengar. Semua tentangmu aku tahu dan itu tiada penting bagiku. Yang ku inginkan saat itu hanya ingin tahu, sudah adakah gadis beruntung yang telah memilikimu? Siapakah dia?? Dan pantaskah pertanyaan itu ada dalam benaku? Sedang harusnya aku tahu diri, jangankan berarti kamu menganggapku ada itu sudah lebih dari bahagia. Pertanyaan konyol yang harusnya tak pernah ku pikirkan. Hhhh Sore itu ketika bayanganmu tak juga mau pergi dari pelupuk mataku, saat suaramu menjadi begitu jelas terdengar oleh telingaku saat itu senja kembali menjadi saksi. Sebuah kecelakaan yang hingga kini masih jelas dalam ingatanku. Ketika tiba-tiba aku berada di sebuah tempat asing. Matikah?? Aku tak pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya. Hanya ada perasaan takut yang begitu besar menyergapku seketika. Semuanya gelap, aku bahkan tak mengingat apapun termasuk diriku sendiri.begitu banyak orang asing dan perasaan asing disekitarku. Aku sungguh tak mengerti. Kudengar sebuah suara yang sangat ku kenal tiba-tiba. Namun memoriku tak cukup kuat untuk mengingatnya. "Bertahan nak" suara itu samar-samar ku dengar di telingaku. Namun demi Tuhan aku tak berhasil merangkai satu puzzle pun untuk ku ingat. Dan itulah kali pertama sejak perkenalan kita, kau benar-benar menghilang dari ingatanku. Hingga saat semua ingatanku menjelaskan semuanya, tahukah kamu apa jawaban dalam memoriku saat seorang dokter bertanya kepadaku "apa yang paling kamu ingat sebelum kamu terbaring disini?"
Kamu tahu apa perintah yang diberikan otaku untuk menjawab pertanyaan itu? Yang aku ingat bagian terakhir dari kesadaranku adalah saat aku bersamamu, masih diruang kerja. Dan sayang perintah itu masih saja tak terbahasakan oleh kalimat apapun. Aku hanya diam masih mencoba mengingat setiap bahian dari kejadian itu. Dan malam itu aku gagal.
Malam itu hening membungkus kelabu langit malam. Desau angin brrhembus pelahan menambah sendu suasana hatiku. Aku tersenyum, ada kemenangan disana. Aku berhasil sejenak melupakanmu. Meski sakit menghujam tubuhku, namun jika demi satu kejujuran maka akan ku katakan jika ini tak lebih sakit dari bungkam rasa yang kumiliki untukmu.
0 komentar