Engkaulah Senja itu
Engkaulah senjaku.
Engkaulah kilau dibatas cakrawala. Mengagumkan.
Entah bagaimana caranya sang waktu membuat jingga itu kian membiru, membuat pertemuan tak terduga itu menjadi semakin berarti.
Taukah engkau? Sejak perkenalanku denganmu sore itu, kadang tanpa disadari bibir ini bercerita tentangmu, menertawakanmu, bahkan membicarakan kebiasaan-kebiasaan anehmu. Tak peduli dengan siapa aku berbicara.
Selalu ada sesuatu yang membuatku ingin menyebut namamu, ingin mengingatmu. Ah sial !! Akupun bahkan tak tau pasti perasaan apakah itu. Hanya ada sesuatu yang menggebu, sesuatu yang membuatku ingin terus melihat senyumu dan mendengar tawamu. Satu hal yang tak pernah aku bisa lakukan adalah menatap teduh matamu.
Ah andai saja engkau tahu betapa rumit perasaan yang kumiliki untukmu. Sayang kamu tak bisa membaca maksud perasaanku.
Aku hanya bisa mencintaimu lewat lembut tatap mataku untukmu, lewat bisik desah nafasku dan lewat kalimat tak terbahasakan untukmu.
Hanya itu, memang hanya itu yang bisa kulakukan. Kadang aku meyakinkan diriku sendiri jika mencintaimu akan hanya membuat kubangan luka dihatiku. Namun egoisnya hatipun kalahkan logisku. Aku hanya berharap akan ada masa kau menggenggam lembut jemariku, sejenak memainkanya dan lewat tatap matamu kau bisikan jika kau mencintaiku. Bukankah harapan itu pantas ada? Bukankah hidup ini hanya sebuah rentetan cerita yang penuh rahasia?
Duhai Senja. Betapa rumitnya hariku saat itu. Setiap pagi berkali memutar badan didepan cermin memastikan penampilanku baik dimatamu. Bahkan berangkat kerja sepagi mungkin agar bisa melihatmu lebih cepat dan tidur lebih malam agar bisa melukis bayangmu di dinding kamarku. Menuliskan puisi-puisi cinta untukmu menjadi kebiasaanku sejak kau mulai menjadi alasan disetiap senyumku.
Heii kamu !!. Namamu kusebut dalam doa disetiap usai ibadahku. Hanya kamu. Dan benar bukan senja itulah kamu, desah angin malam itulah pembawa setia kerinduanku untukmu.
0 komentar