Tentang diriku

By Sekar Setyaningrum - Maret 10, 2016

Tulisan ini, aku harap bisa menjawab pertanyaan kalian tentangku. Tentang sisi putih dan kelamku yang ingin sekali kalian tahu. Siapa aku?

Aku bukan siti khadijah, pun bukan permata indah siti fatimah. Aku bukan rabiatul adawiyah sang wanita sufi terpuji, pun tak bisa kalahkan martabat siti maryam.

BUKAN. SAMA SEKALI BUKAN.

Aku hanyalah gadis yang besar dan tumbuh di tengah abad glamor moderenisasi. Aku hanyalah gadis yang kebetulan berada di era serba canggih ini.

Atau kalian masih penasaran dengan bagaimana masa laluku? Baiklah.

Aku bukan seorang yang sempurna. Tentu saja. Masa kelam pernah ku jamah, jalan salahpun tak luput mengotori langkah. Kalian tak perlu mengingatkanku akan hal itu. Masa lalu adalah bagian dariku. Namun, aku tak perlu menjelaskan siapa diriku dan seperti apa aku kepada kalian. Kalian berhak menilaiku sesuka kalian bahkan dalam penilaian terburuk sekalipun.

Seseorang yang membaca ini mungkin pernah dengan sengaja ku sakiti atau bahkan belum bisa memaafkan kesilapanku.  Ah mungkin bukan seseorang tapi beberapa orang.

Maafkan aku setulus hati. Aku tahu kadang ucapanku menyakiti, kadang sikapku juga melukai. Tapi membuat hati seseorang terluka tak pernah menjadi tujuanku.

Mungkin, aku pernah menjadi versi paling brengsek seorang wanita. Ya.

Lalu,...

Jika kalian bertanya sendirikah aku saat ini? Berduakah? Siapa sosok yang tengah mengisi hati? Maka, jawabanku tetap sama.

Masih sendiri atau sedang dalam hubungan dengan siapapun aku saat ini, aku tak akan pernah memperkenalkannya pada kalian lewat media ini. Kelak, aku akan memperkenalkannya dengan caraku sendiri. Namun jika kalian sungguh penasaran, bertanyalah padaku secara pribadi. Tak perlu mencari informasi yang terkadang hanya asumsi. Fiktif.

Ada yang bertanya, apakah kisah cintaku sepilu tulisan-tulisanku? Maka, cukuplah aku yang tahu urusan itu. Menulis itu kesenanganku, jadi aku menuliskan apa yang ku mau.

Kalian berhak menghakimiku lewat tulisanku. Kalian boleh menilaiku dengan cara yang kalian mau.

Karena terkadang, bagi orang yang suka menulis sepertiku, tulisan adalah media. Media penyalur luka dan lara, juga caraku berbagi tawa bahagia. Namun terkadang itu hanyalah susunan aksara.

Jadi, tak usah terlalu dalam menanggapi baris demi baris yang kutulis di akun sosial mediaku. Jika kalian sungguh ingin mengenalku dalam utuhnya aku, tak akan pernah cukup hanya dengan membaca tulisanku. Atau kalian terlampau malu untuk sekedar menyapaku?

Maafkan aku yang hanya bisa merengkuh gundah dengan tulisan. Maafkan aku jika terkadang hanya lewat baris aksara inilah kubiarkan kalian suarakan beribu terkaan tentang diriku.

:)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar