Sudah Lama Rasanya,

By Sekar Setyaningrum - Maret 29, 2016

Sudah lama rasanya,

Lama sekali aku tak melihat tatapan mata sehangat itu,
Lama sekali aku tak mendengar tawa lepas dari bibirmu,

Dan hari ini, aku melihat sinar itu kembali. Kau menatapku begitu hangat, lembut matamu cukup membuat detik waktuku terhenti. Bagiku, itu cukup lama. Namun tak cukup lama untuk menyadari jika aku telah membebaskan hatiku dari setiap kenangan yang mengurung bahagiaku. Aku telah melepaskan segalanya.

Kau tahu? Butuh bilangan tahun untuk membawa perasaanku kembali. Tak berbilang air mata pernah menjadi teman bagi sedihku. Cukup lama, hingga akhirnya waktu membuatku tersadar kembali ; membuatku tahu jika penyesalan terbesarku bukan saat aku kehilanganmu, tapi saat aku tenggelam dalam setiap penyesalan itu sendiri.

Aku menyesal mengapa tak dari dulu aku menyadari itu.

Waktu itu, aku memohon cinta padamu dan kau memintaku melepaskanmu.

Mungkin aku melepasmu, meski aku tak benar-benar melepasmu. Aku mengutuk diriku, menyesali sikapku.

Kau bilang, kadang cemburuku di luar batas toleransimu. Aku begitu erat menggenggammu hingga aku lupa jika merpati terbaik tak perlu terus berada di peraduannya untuk bisa setia. Aku menyesalinya, tentu saja.

Kau juga pernah menjadi pecundang yang sempurna,

Meninggalkanku tanpa sepatah kata, bahkan maafpun tiada kuterima. Kau juga sering memalingkan muka saat kita bertatap mata.

Kita yang pernah berada dalam hubungan sebaik itu, bagaimana mungkin bisa menjadi pribadi yang begitu asing?

Dan hari ini,

Senyuman itu kembali. Bukan memalingkan muka, kau justru menatapku sehangat itu.

Aku cuma rindu

Kalimat itu yang kau katakan padaku, kalimat itu yang justru keluar dari bibirmu sesaat sebelum aku berlalu.

Namun bukankah itu sudah sangat terlambat? Kita sangat terlambat mengevaluasi kesalahan kita.

Aku tak bisa berkata apapun di depanmu, hatiku terlalu angkuh untuk bisa menyadari ketulusan di setiap kalimatmu. Maafkan aku. Aku telah meninggalkannya jauh di belakangku. Sesekali, aku melihatnya ketika aku merindukan hangat dari setiap kenangan baik yang pernah kita miliki.

Terima kasih karena akhirnya kita bisa sama-sama menyadari kesalahan yang pernah kita lakukan.

Ah, terima kasih juga telah mengatakan jika aku mendewasa dengan begitu sempurna.

Tak ada lagi yang bisa kulakukan untukmu. Do'a terbaik iringi langkahmu. Semoga bahagia kau temukan bersama pilihanmu.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar