Teruntuk Terkasih

By Sekar Setyaningrum - Oktober 14, 2015

Sayang,

Tulisan ini mungkin tak mampu mewakili segenap jiwaku, namun tulisan ini simbol keabadian kita. Entah bisa bersama atau tidak kita suatu saat nanti, tulisan ini akan abadi. Terpatri dalam jiwa dan melekat di hati pembaca. Semoga demikian. Jikalah kita bisa bersama hingga kelak, tulisan ini akan menjadi cerita saat kita menua. Saat celoteh anak dan cucu menggema di setiap sudut rumah kita.

Aku akan bercerita kepada mereka. Tentang kamu, tentang cinta, tentang kita.

Aku bukan wanita sempurna, Sayang. Jelaslah aku bukan wanita yang berkalang harta, bukan pula wanita dengan otak sempurna. Aku adalah wanita yang tak pernah bosan mendengar tawamu di ujung telepon, wanita yang tak bosan menantimu kembali lagi dan lagi.

Aku tak akan memperkenalkan diriku lagi di sini. Aku akan bercerita tentang kamu. Tentang kita yang sedang menggores tinta-tinta cinta. Akan kuceritakan tentang dirimu, bukan dia atau siapapun.

Sayang, aku tahu tiadalah hubungan yang sempurna. Apalagi jika ini hanya tentang kita. Hubungan kita bukanlah hubungan yang selalu dan akan tetap baik-baik saja. Semoga komitmen mampu menguatkan kita. Sekali lagi dalam perjalanan hidupku, aku menemukanmu. Ya, sekali lagi. Karena dulu aku juga pernah menemukanmu sebelum aku kehilanganmu. Dan kini, aku kembali mendekap erat tubuhmu. Aku kembali menemukanmu.

Aku tak ingin kau menjanjikan apapun untukku. Aku hanya ingin kau selalu menjaga komitmen ini bersamaku. Jangan pergi lagi, kekasihku. Tetaplah di sisiku, teruslah menjadi penyemarak hariku.

Kau tahu? Aku sangat bahagia dengan perubahanmu. Aku seperti menemukan orang lain saat bersamamu. Bukan orang yang tak kucintai, namun orang yang lebih kucintai dari dirimu yang dahulu. Cintaku padamu bertambah luas setiap harinya.

Aku bahagia saat kutemukan namamu muncul di layar ponselku, mendengar suara manjamu, yang kemudian membisikan kalimat-kalimat cinta. Aku merapal namamu dalam setiap hembusan napas, asal kau tahu. Tak mampu enyah bayangmu sedetikpun dari ingatanku. Sejak kuterjaga hingga lelap kembali menjemputku.

Terimakasih, Sayang. Kutemukan bahagia di hatimu. Tak lengkap sua pembias rinduku tanpa melodi degup jantungmu kembali kudengarkan. Selalu dan selalu pertemuan yang kudambakan. Meski kini jarak masih saja menghakimi, keyakinanku akan dirimulah pengobat gulana kala keraguan menyapa.

Aku menyukai melodi-melodi cinta yang kaukirim untuku. Tak bosan kubaca lagi sisa percakapan kita hari lalu.

Aku tahu, waktu telah begitu banyak memberikan pelajaran berharga untuk kita. Ini tak mudah. Kuharap kita benar-benar telah melewatinya. Jikalah kelak sesuatu dengan lantang menyuarakan keberatannya atas hubungan ini, Maka berjanjilah untuk tetap menggenggam jemariku, yakinkan aku jika kita bisa melalui itu. Dan aku akan dengan segenap jiwa berjuang bersamamu. Percayalah, ini caraku mencintaimu.

Tak usah ragu kekasihku. Sandarkan gelisahmu di pundakku. Jika kau letih, dekap eratku kan menyambutmu. Seperti yang selalu kukatakan padamu, aku tak pernah pergi.

Hari ini, esok dan seterusnya.

Kisah kita tak akan sesempurna drama korea atau adegan lebay di film India. Ini hanya tentang kita, tentang cinta yang pernah hilang kemudian menemukan kembali rumahnya. 

Tuhan, terima kasih untuk menjawab satu dari sekian banyak do'aku.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar