Botol Bekas...

By Sekar Setyaningrum - Maret 11, 2015

"Lupakan semua itu." Sergah Yuli yang kini memandang Tito dengan mata berapi-api.

"Kau tak bisa mencegahku. Aku melakukan apa yang ingin aku lakukan."

"Aku istrimu."

"Tapi kau bukan kekasihku."

"Lalu apa gunanya kita berkomitmen?" Harusnya Yuli tak perlu menanyakan hal itu. Tito takan pernah mau menjawabnya. Menuruti kemauan orang tua. "Sampai kapan akan kau tinggal hatimu di masalalumu? Sampai kapan kau akan menghabiskan malamu dengan gadis itu? Bukan denganku."

"Dengan ini aku bisa melupakanya, Yuli." Tito melempar sebuah botol ke arah Yuli.

"Itu tak ada gunanya."

"Aku merasakanya."

"Apa yang kau rasakan, Lelaki Busuk?"

Yuli mengambil salah satu kemeja dengan parfum menyengat di dalam keranjang pakaian kotor.

"Apakah kau merasakan manis bibirnya lagi?" Sebuah goresan lipstik menempel di kerah kemeja putih milik suaminya.

"Hahaha. Kau tahu dan kau ingin melanjutkan omong kosong ini denganku? Apakah kau sidah tidak waras?"

"Kau boleh mengatakan padaku bahwa kau sudah tak bisa berhubungan lagi dengan wanita itu. Tapi kau tidak bisa membohongiku untuk hal lain."

"Apakah itu?"

"Semua botol minuman itu omong kosong. Kau membelinya seharga botol bekas di lapak judi Pak Harun, Kan?"


#FF2in1 Ain't Worth the Wishkey - Cole Swindell

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar