Pengalaman Memyusui Hingga Lulus S1 ASIX

By Sekar Setyaningrum - Maret 29, 2018

Pengalaman Menyusui Hingga Lulus S1 ASI

Memberikan Asi Eksklusif! Tekat kami sekuat besi. Dukungan keluarga mengalir tanpa henti. Browsing, belajar bahkan beberapa grup tentang ASI saya jabani. Alhamdulillah, Hizam lulus S1 ASI.

Kehadiran Hizam merupakan anugerah yang tiada henti kami syukuri. Bisa mengASIhi Hizam hingga saat ini juga berkat dukungan dan “kengototan” suami : Hizam harus ASI!

Sempat frustasi sebulan sebelum saya masuk kerja lagi dan Hizam belum mau minum ASI perah (ASIP) lewat media apapun. Dot, sendok, spuit bahkan gelas sudah kami coba dan hasilnya nihil. Hizam malah rewel dan seharian nggak mau lepas dari pelukan saya.

Seminggu sebelum masuk kerja, Hizam mulai mau minum ASIP media Dot dengan catatan ASIP belum masuk kulkas langsung diminum. Saat itu, saya coba cicipi rasa ASIP yang sudah dingin dari kulkas ternyata berbau tengik. Saya coba bertanya di grup yang saya ikuti dan ternyata ASI mengandung Lipase tinggi jadi berbau tengik jika sudah didinginkan. Itulah alasan Hizam menolak diberi ASIP dingin.

Lagi-lagi saya sebagai orang tua baru bingung harus bagaimana. Panik dan kadang malah jadi terbawa perasaan. Harus berhenti kerja demi ASI eksklusif?

Kesalahan saya, saya tidak pernah mengenalkan ASIP kepada Hizam jauh-jauh hari sebelum saya kerja atau sejak Hizam lahir.

Dengan modal yakin, Alhamdulillah, hari pertama ditinggal kerja Hizam mau minum ASIP dengan media Dot. Berhubung listrik di mess tempat saya bekerja tidak ada saat siang hari jadi saya tidak bisa stok ASIP. Kejar tayang pumping. Pompa pagi untuk sampai jam istirahat dan pompa jam istirahat untuk jam kerja sore. Selama saya di rumah Hizam nen langsung.

ASIP langsung melimpah?

Jawabannya tidak. Perlu proses panjang untuk bisa mendapatkan ASIP melimpah. Awal pumping, ASIP yang didapat hanya membasahi pantat botol pompa. Power pumping selama seminggu dan hasil pumping menjadi 30ml setiap sesi. Ini sudah sangat saya syukuri. Beberapa hari kemudian hasil pumping meningkat menjadi 50-70ml setiap sesi dan sebulan kemudian meningkat menjadi 200ml.

Tantangan hanya sampai di sini?

Tidak juga. Saya dan Ibu saya yang merawat Hizam selama saya bekerja memutuskan memberikan ASIP dengan media Dot mengingat Dot lebih simple dan ‘’nggak ribet”. Awal mengenalkannya, Hizam rewel. Tapi lama kelamaan Hizam justru lebih menyukai Dot daripada nen langsung. Saya stress? Tentu saja.

Dengan hasil pumping yang saat itu hanya mentok di 30ml, saya harus punya banyak sok ASIP untuk kebutuhan perhari. Saya yang awalnya mengabaikan saran teman-teman akhirnya percaya kalau Dot bisa membuat anak bingung puting baik laten maupun permanen.

Bagaimana saya mengatasi bingung puting yang Hizam alami?

Relaktasi. Sebelum terlambat. Sebelum Hizam benar-benar menjadikan Dot sebagai sahabatnya. Saya ceraikan Hizam dengan Dot. Relaktasi. Dua hari tega-tegaan meliat Hizam rewel minta Dot, paksa untuk nen langsung, skin to skin, sounding, ganti media pemberian ASIP dan Alhamdulillah Hizam mau nen langsung lagi.

Akhirnya, Hizam lancar minum ASIP dengan media sendok dan senang jika saya pulang kerja karena bisa nen langsung.

Dicibir tak hanya sekali, dibilang pelit dan mau irit juga berulang kali. Pernah seseorang,ah mungkin bahkan banyak orang berkata kepada saya ‘’Bayimu ASIX juga tetep bisa sakit kok. Tuh anak saya full sufor, udah makan sebelum enam bulan. Cerdas, sehat lagi.”. Lebih dari itu, menyusui, bagi saya, adalah proses yang menyenangkan. Saya sangat menikmati waktu saya menyusui hizam; menatap matanya, merasakan jemarinya yang mungil menyusuri wajah saya sambil memeluknya juga terjaga di tengah malam untuknya.

Kuncinya, sabar, telaten, ikhlas, tega, ngotot dan keras kepala. Anak saya harus lulus S1 ASIX, Sukur-sukur sampai S2 dan menjadi profesor ASI. Terlepas dari segala bentuk penilaian orang lain.

Ah, ya. Ada sebagian orang yang mencandai tulisan saya ini, menganggap ini sebagai hal tabu. Berfikiran jorok dan lalu mengolok-olok. Belajarlah membaca dan kenalilah dunia. Jadilah pandai membedakan mana tulisan jorok bernada pornografi dan mana tulisan yang penuh edukasi.

Catatan : Catatan pendek ini saya persembahkan sebagai salah satu dukungan bagi Ibu-ibu pekerja pro ASI yang ingin buah hatinya lulus S3 ASI. Jika ada Ibu-ibu Pro Sufor yang membaca tulisan ini, ini hanya pengalaman saya mengASIhi buah hati saya. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda dan saya yakin bahwa setiap ibu mencintai buah hatinya dan ingin yang terbaik untuk mereka. Mari saling menghargai. Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menjadi motivasi para Working Mom yang tetap ingin mengASIhi buah hatinya.

Oh ya, hizam sekarang sudah bisa minum ASIP dengan sippy cup. Perjalanan saya sebagai working mom yang ingin tetap mengASIhi masih panjang. Semoga saya terus bisa menjalaninya dengan sabar dan ikhlas. Salam terhangat saya bagi para working mom yang menenteng cooler bag ke manapun kalian pergi. Saya sangat mengagumi kalian dan perjuangan kalian.

Makasih ya, Risma. Udah ngenalin aku sama teman-teman yang luar biasa di grup sebelah. Bersyukur banget bisa dapet ilmu yang luar biasa dari kalian. Kalau nggak kenal kalian, mungkin aku udah putus asa dan ngenalin sufor ke Hizam. 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar