Tidak Mempublikasikan Hubungan. Prinsip atau Pencitraan?

By Sekar Setyaningrum - Mei 25, 2016

Udah lama banget pengen nulisin soal ini. Akhirnya setelah nggak ketahan tertumpah juga. Sebenernya pas nulisin ini aku udah takut didebat duluan, tapi kembali lagi, ini soal prinsip.

Tulisanku kali ini sih maunya dibaca santai aja, bacanya nggak usah pakai greget pengen komen yang enggak-enggak ya. Soalnya aku nggak lagi ngebahas siapapun di sini. Aku ngebahas diriku sendiri, bukan orang lain.

Kalau ada yang nanya, kenapa sih nggak mau nge share hubungan di media sosial? Jawabannya simpel kok, ini hanya soal prinsip. Aku lebih suka dan menikmati ini semua ; hubungan yang nggak banyak orang lain tahu, nggak banyak orang lain ikut campur. Oh iya, yang aku bahas di sini hubungan yang masih sebatas temen deket (baca : pacar)

Dan perlu kalian tahu, aku tipe orang yang susah banget move on. (Loh apa hubungannya?) Aku ogah repot-repot ngehapusin postingan, gambar atau memori apapun tentang mantan. (Yaelah malem minggu kok bahas mantan)

Tapi iya banget sih, daripada pas buka media sosial trus inget mantan, kan lebih baik memeinimalisir itu semua. Ada yang mau ngedebat?

Kan dia pacar, kak. Bukan mantan?

Bukannya 'bukan mantan', Dek, tapi 'belum mantan'. Entah jadi mantan yang pahit buat dikenang atau jadi mantan karena nikah. (Jangan baper)

Sebenernya aku juga ngehindarin fitnah dan hal-hal yang nggak aku pengenin. (Pasti ada yang mbatin 'sok alim') Nggak munafik deh, aku juga pernah jadi mahluk gila 'pembuktian' mecem gitu. Tapi makin ke sini, butuh banyak banget pertimbangan buat nge share hal-hal kayak gitu ke banyak orang.

Nggak butuh pengakuan?

Pengakuan itu nggak harus dengan ngumbar romantisme di mana-mana kok. Lebih manis lagi dikenalin ama keluarga, datengin walinya, tentukan tanggal dan hari akadnya. (Kode dikit) yang pasti buat aku, pengakuan nggak harus tentang semua orang kudu tahu kalau dia miliku atau sebaliknya.

Trus dia bisa kecentilan sama yang lain dong, kak. Kan dikira jomblo?

Duh, adek. Setia itu emang kadang butuh tekad. Tapi bukannya percaya itu juga modal, ya? Kamu ngapain ngejalin hubungan sama dia kalo kamu nggak yakin? Soal setia sih kembali ke diri masing-masing aja. Kalau emang dari sononya jago selingkuh ya seerat apapun kamu menggenggam dia, dia selalu punya cara buat ngegaet yang lain. (*sampai di sini otak mulai ngolah data nama)

Prinsip macem gini biasanya dikira pencitraan; biar dikira single, biar tetep banyak yang deketin. Whatever lah ya.

Ada waktunya kok orang lain tau hubunganku dengan seseorang, tapi bukan dari media ini. Kalau kita ketemu pas rame-rame ya pasti tak kenalin. Jadi buat aku, merealisasikan cinta itu nggak harus dalam bentuk pengumuman di media sosial atau masang foto berdua di mana-mana.

Tapi ya kembali lagi ke diri masing-masing. Ada yang nyaman dengan hal seperti itu tapi juga ada banyak yang menganut prinsip seperti aku. Jadi, daripada kalian penasaran soal hal-hal seperti itu dan ngobrak abrik akun media sosialku, mending tanya langsung deh. Karena kemungkinan besar kalian hanya akan menemukan postingan super galau dan foto-foto nggak jelasku.

Aku udah bilang di depan, kan. Nggak usah ngedebat. Ini soal prinsip, dan aku sedang mengenalkan prinsipku. Itu aja. Ada yang nggak terima? Silakan bikin tulisan keren tentang hal sebaliknya, aku akan dengan senang hati membacanya. :)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar