REVIEW : FIGHT FOR LOVE BY ORIZUKA

By Sekar Setyaningrum - November 13, 2019



FIGHT FOR LOVE


Judul Buku          : Fight for Love

Pengarang           : Orizuka
Penerbit             : Puspa Swara, Anggota IKAPI
Tahun Terbit      : 2014
Jumlah Halaman : vi + 228 hlm.
Nomor Edisi       : ISBN 978 602 216 003 8



               
Starlet Annabelle, gadis berusia 16 tahun yang menggilai basket lebih dari apapun. Starlet memiliki ambisi yang sangat besar untuk bisa menghidupkan kembali tim basket putri sekolahnya yang harus vakum karena tidak memiliki pelatih. Starlet pun berusaha menghidupkan kembali ekskul basket putri sekolahnya lewat acara display penyambutan anak baru. Masalahpun muncul karena starlet membutuhkan satu tim penuh untuk display. Perjuangan starlet untuk mengumpulkan anggota tim lama pun dimulai dengan susah payah.

Masalah starlet ternyata tidak sampai disitu, keseharian Starlet berubah saat Ryu dan Hikari mulai menghabiskan waktu liburannya di Indonesia dan menginap di rumahnya. Awalnya, Starlet tidak mengenali Ryu, namun kemudian dia tahu jika Ryu adalah ‘si cowok pendek’ yang pernah menghinanya dulu. Meskipun Starlet selalu menunjukan secara terang-terangan rasa tidak sukanya kepada Ryu, Ryu banyak andil dalam usaha Starlet mengumpulkan teman-teman untuk menghidupkan kembali tim basket putri sekolahnya dengan memutuskan menjadi pelatih dari tim basket putri di sekolah Starlet.

Tidak disangka, usaha Ryu dan Starlet berbuah manis. Dengan keputusan yang Ryu ambil, tim basket putri di sekolahnya kembali aktif. Pada akhirnya, hal-hal manis yang dilakukan Ryu untuk Starlet bisa membuat Starlet melupakan semua kesan buruknya tentang Ryu dan mulai menyukainya.

***

Novel Orizuka yang mengusung tema kehidupan remaja dan hobi bermain basketnya ini cukup menarik perhatian saya untuk membuat resensinya. Selain karena judul, cover dan penulisnya, hal lain yang membuat saya tertarik untuk membaca novel ini adalah karena novel ini sudah dicetak ulang – yang berarti novel ini cukup laku di pasaran. Namun saya harus menelan kecewa bahkan sejak membaca halaman-halaman awal novel ini. Saya menyukai beberapa karya Orizuka yang lain, tapi untuk novel ini, harus saya katakan jika Orizuka gagal membuat saya menyukai Fight for Love.

 Baiklah, sebelum saya bahas kekurangan yang fatal – menurut saya, saya akan mengulas beberapa kelebihan novel Fight for Love ini. Penokohan dalam novel Fight for Love diungkapkan secara gamblang oleh Orizuka sehingga saya bisa langsung tahu watak dan karakter masing-masing tokoh yang ada dalam cerita. Alur cerita juga dibuat dengan cukup rapi. Terlepas dari isi novel Fight for Love, saya menyukai sampul dan layout halaman yang digunakan.

Namun seperti mata uang yang memiliki dua sisi berbeda, selain kelebihan yang sudah saya sebutkan di atas, novel Fight for Love juga memiliki beberapa kekurangan seperti alur cerita yang agak lambat membuat saya merasa bosan meskipun di bab pertama, Orizuka mencoba membuat twist, itu tidak cukup membuat saya merasa terkejut harus melanjutkan membaca novel ini. Lalu, saya juga agak terganggu dengan dengan bagian di mana Starlet menceritakan tentang kenangannya 10 tahun silam. Jika pada saat mengingat dia berusia 15 tahun, itu artinya Starlet masih berusia lima tahun saat ayahnya mengajak dirinya menonton basket. Menurut saya, ingatan anak berusia lima tahun tidak akan sedetail itu. Saya merasa bagian ini kurang masuk akal.

Ada beberapa bagian yang seharusnya bisa dibuat narasi untuk mempersingkatnya namun justru disajikan dalam bentuk dialog. Bahkan ada beberapa adegan yang sebenarnya tidak relevan dengan isi cerita, yang bahkan jika dibuang sekalipun tidak akan mempengaruhi jalan cerita. Beruntungnya, dialog disuguhkan dengan cukup baik sehingga mampu menutupi kekurangan ini. Meskipun menurut saya, dialog yang terjadi di keluarga Starlet terkesan berlebihan dan tidak masuk akal – saya tidak tahu jika ada keluarga yang kesehariannya seperti itu.

Saya juga tidak menemukan page turner di setiap akhiran bab. Tidak adanya page turner ini membuat saya tidak merasa perlu terburu-buru untuk membuka halaman selanjutnya. Saya menemukan beberapa typo di dalam novel ini meskipun masih dalam batas wajar karena tidak terlalu banyak dan cukup termaafkan. Dan terakhir, saya merasa unsur komedi yang dimasukkan Orizuka dalam novel ini … gagal.

Saya memberi angka dua dari lima untuk novel Fight for Love karya Orizuka.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, Novel Fight for Love mampu menghadirkan gebrakan yang berbeda di tengah derasnya arus novel berbau romansa. Orizuka mencoba menyampaikan novel romansa dengan tidak monoton selalu tentang sebuah hubungan namun juga kecintaan seorang Starlet terhadap olah raga basket. Meskipun sebenarnya, novel ini akan lebih menawan jika dieksekusi dengan lebih baik lagi.



  • Share:

You Might Also Like

0 komentar