Betapa Beruntungnya Gadis itu...

By Sekar Setyaningrum - November 30, 2014

Aku mulai menulis lagi. Berbaris cerita tanpa namamu disana. Penaku menari bersama basah bayangmu dipelupuk mata. Aku tau rasa ini tak pantas ada. Harusnya sudah sejak rasa ini hadir aku mencegahnya. Membawa pergi hatiku yang harus terluka mendengar nama gadis itu kau sebut. Seharusnya aku tak harus terluka, jika saja dihari pertama aku kembali bekerja tak ku dengar rencana pernikahanmu. Kau yang biasanya diam penuh rahasia hari itu menjadi begitu ceria. Kau menyapaku ramah, bercerita tentang kekasihmu padaku. Kau tau?? Aku berharap kau akan menanyakan kabarkku setelah sebulan tak bertemu. Tapi ternyata harapanku patah. Jangankan bertanya kabar, melihat balutan luka di keningku pun kau tak peduli. Ah kini tak hanya tubuhku yang terluka, jauh didalam sana ada yang meronta karna menahan luka. Ya hatiku.
Ceritamu pagi itu membuatku bertekad tetap menjadikanmu rahasia dalam setiap baris kalimat-kalimatku. Jika engkau tau engkaulah senjaku itu apakah kau akan mencoba melihatku sebentar saja??
Beberapa detik saja dalam hidupmu, lihat aku, temukan aku lewat bening matamu. Oh Tuhan betapa beruntungnya gadis itu. Aku tak mampu lagi menerjemahkan apa yang tengah aku rasakan saat itu. Aku hanya tau satu hal. Aku mencintaimu. Ntah rasa ini bisa di sebut cinta atau bukan. Aku tak tau. Aku bahkan tak tau seperti apa cinta itu. Gadis yang kau sebut namanya itu, bagaimana dia bisa menjadi begitu membunga di pelupuk matamu? . Kau bilang kau mengenalnya sejak SMA?? Itu jelas 6 tahun yang lalu. Pantaslah jika kau begitu bersemangat menceritakan rencana pernikahanmu itu. Satu lagi. Mulai saat ini aku harus menghapusmu.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar