FIGHT FOR LOVE
Judul Buku : Fight for Love
Pengarang : Orizuka
Penerbit : Puspa Swara,
Anggota IKAPI
Tahun Terbit : 2014
Jumlah Halaman : vi + 228 hlm.
Nomor Edisi : ISBN 978 602 216 003 8
Starlet Annabelle, gadis berusia 16 tahun yang menggilai basket lebih
dari apapun. Starlet memiliki ambisi yang sangat besar untuk bisa menghidupkan
kembali tim basket putri sekolahnya yang harus vakum karena tidak memiliki
pelatih. Starlet pun berusaha menghidupkan kembali ekskul basket putri
sekolahnya lewat acara display penyambutan anak baru. Masalahpun muncul karena
starlet membutuhkan satu tim penuh untuk display. Perjuangan starlet untuk
mengumpulkan anggota tim lama pun dimulai dengan susah payah.
Masalah starlet ternyata tidak sampai disitu, keseharian Starlet berubah
saat Ryu dan Hikari mulai menghabiskan waktu liburannya di Indonesia dan
menginap di rumahnya. Awalnya, Starlet tidak mengenali Ryu, namun kemudian dia
tahu jika Ryu adalah ‘si cowok pendek’ yang pernah menghinanya dulu. Meskipun
Starlet selalu menunjukan secara terang-terangan rasa tidak sukanya kepada Ryu,
Ryu banyak andil dalam usaha Starlet mengumpulkan teman-teman untuk
menghidupkan kembali tim basket putri sekolahnya dengan memutuskan menjadi
pelatih dari tim basket putri di sekolah Starlet.
Tidak disangka, usaha Ryu dan Starlet berbuah manis. Dengan keputusan
yang Ryu ambil, tim basket putri di sekolahnya kembali aktif. Pada akhirnya,
hal-hal manis yang dilakukan Ryu untuk Starlet bisa membuat Starlet melupakan
semua kesan buruknya tentang Ryu dan mulai menyukainya.
***
Novel Orizuka yang mengusung tema kehidupan remaja dan hobi bermain
basketnya ini cukup menarik perhatian saya untuk membuat resensinya. Selain
karena judul, cover dan penulisnya, hal lain yang membuat saya tertarik untuk
membaca novel ini adalah karena novel ini sudah dicetak ulang – yang berarti
novel ini cukup laku di pasaran. Namun saya harus menelan kecewa bahkan sejak
membaca halaman-halaman awal novel ini. Saya menyukai beberapa karya Orizuka
yang lain, tapi untuk novel ini, harus saya katakan jika Orizuka gagal membuat
saya menyukai Fight for Love.
Baiklah, sebelum saya bahas
kekurangan yang fatal – menurut saya, saya akan mengulas beberapa kelebihan
novel Fight for Love ini. Penokohan dalam novel Fight for Love diungkapkan
secara gamblang oleh Orizuka sehingga saya bisa langsung tahu watak dan
karakter masing-masing tokoh yang ada dalam cerita. Alur cerita juga dibuat
dengan cukup rapi. Terlepas dari isi novel Fight for Love, saya menyukai sampul
dan layout halaman yang digunakan.
Namun seperti mata uang yang memiliki dua sisi berbeda, selain kelebihan
yang sudah saya sebutkan di atas, novel Fight for Love juga memiliki beberapa
kekurangan seperti alur cerita yang agak lambat membuat saya merasa bosan
meskipun di bab pertama, Orizuka mencoba membuat twist, itu tidak cukup membuat
saya merasa terkejut harus melanjutkan membaca novel ini. Lalu, saya juga agak
terganggu dengan dengan bagian di mana Starlet menceritakan tentang kenangannya
10 tahun silam. Jika pada saat mengingat dia berusia 15 tahun, itu artinya
Starlet masih berusia lima tahun saat ayahnya mengajak dirinya menonton basket.
Menurut saya, ingatan anak berusia lima tahun tidak akan sedetail itu. Saya
merasa bagian ini kurang masuk akal.
Ada beberapa bagian yang seharusnya bisa dibuat narasi untuk
mempersingkatnya namun justru disajikan dalam bentuk dialog. Bahkan ada
beberapa adegan yang sebenarnya tidak relevan dengan isi cerita, yang bahkan
jika dibuang sekalipun tidak akan mempengaruhi jalan cerita. Beruntungnya,
dialog disuguhkan dengan cukup baik sehingga mampu menutupi kekurangan ini. Meskipun
menurut saya, dialog yang terjadi di keluarga Starlet terkesan berlebihan dan
tidak masuk akal – saya tidak tahu jika ada keluarga yang kesehariannya seperti
itu.
Saya juga tidak menemukan page turner di setiap akhiran bab. Tidak adanya
page turner ini membuat saya tidak merasa perlu terburu-buru untuk membuka
halaman selanjutnya. Saya menemukan beberapa typo di dalam novel ini meskipun
masih dalam batas wajar karena tidak terlalu banyak dan cukup termaafkan. Dan
terakhir, saya merasa unsur komedi yang dimasukkan Orizuka dalam novel ini …
gagal.
Saya memberi angka dua dari lima untuk novel Fight for Love karya
Orizuka.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, Novel Fight for Love
mampu menghadirkan gebrakan yang berbeda di tengah derasnya arus novel berbau
romansa. Orizuka mencoba menyampaikan novel romansa dengan tidak monoton selalu
tentang sebuah hubungan namun juga kecintaan seorang Starlet terhadap olah raga
basket. Meskipun sebenarnya, novel ini akan lebih menawan jika dieksekusi
dengan lebih baik lagi.